Hey…Sebentar, kakiku masih ngilu… Jantungku berdebar terlalu kencang.
Ayolah Indonesia  …Nak tunggu ape lagi kau? Semua dah didepan tu. Ayo cepat!
Ganti saja organ kau itu dengan yang baru. Pergi minta pada dokter Amerika tu.
Lebih baik aku mati daripada jadi robotnya (lagi), Singapura.
Sombongnya…Lihat saja.
Semua teman Indonesia   tertawa.
Tertawalah yang kencang kawan, anggap saja aku tak dengar. Amerika dokter kita, namun racunlah yang diberinya. Seluruh organku bertambah parah. Tetap aku berjalan walau harus melata sekalipun. Biarkan saja organku rusak, mungkin malaikat kan   bagikan ajaibnya padaku. Ini janjiku, ku kan   temui kalian diujung! Tunggu saja, jalan ini masih panjang... Ucap Indonesia   sambil setengah merangkak diatas kerikil tajam.
Waktu berlalu, Indonesia   masih berpeluh. Terlepas dari pengaruh? Makin dalam bergumul dengan peluru.
Kali ini peluru berselubung demokrasi, bukan materi.
Beginilah bangsa yang mudah terpengaruh. Siapa berani bertaruh, jika Indonesia  kan   tolak negara penuh pengaruh?
No comments:
Post a Comment